The Superstar's Self-fulfilling Prophecy
Nasib tragis yg dialami MJ dan cara menjemput ajal yg semirip dgn cara kematian king of rock 'n roll Elvis Presley, sungguh menyentak hati para penggemarnya. Mati di usia yg baru setengah abad dgn penyebab kematian yg masih simpang siur, semakin meneguhkan kepopulerannya yg fenomenal. Siaran TV Fox hari Minggu melansir berita bhw MJ meninggal krn ia meminum secara cocktail tujuh jenis obat-obat keras yg hanya bisa diperoleh dgn resep dokter. Tiga jenis di antaranya adalah narkotik analgetik yaitu Demerol, Dilaudid dan Vicodin. Empat jenis lainnya termasuk kategori antidepresan, antitukak lambung, relaksan otot dan sedatif. Tiga jenis obat Demerol, Dilaudid dan Vicodin merupakan obat penghilang rasa sakit yg dapat menimbulkan adiksi (kecanduan). Penyalahgunaan narkotik analgetik inilah yg diduga telah menyebabkan jantung sang megabintang mengalami cardiac arrest atau henti jantung. Menurut dr Tarmizi Hakim ahli jantung dari FK-UI, henti jantung merupakan salah satu gejala dari serangan jantung yg berakibat fatal dan biasanya dialami oleh penderita penyakit jantung koroner. Adanya gangguan irama jantung atau respons elektrik dalam bagian jantung menjadi cepat atau tak beraturan menyebabkan jantung mendadak berhenti berdetak. Sirkulasi darah yg semula normal pun terhenti. Akibatnya terjadi kematian sel di sejumlah jaringan tubuh karena kekurangan oksigen. Otak sebagai pusat kesadaran juga mengalami kekurangan suplai oksigen sehingga korban kehilangan kesadaran atau pingsan dan berhenti bernapas dgn tiba-tiba. Biasanya ini dipicu oleh sejumlah faktor, seperti faktor resiko (usia di atas 40 tahun, jenis kelamin pria dan genetik), dan faktor luar seperti stres, pola hidup yg tidak sehat, kurang olahraga, merokok dan penyalahgunaan obat. Ada yg menduga gagal jantung Jacko dipicu oleh stres berkepanjangan. Sindrom primadona yg memang kerap dialami bintang pop terkenal ini menyebabkan pride Jacko sangat bergantung pada gempita tepuk tangan penggemarnya. Jadi ketika tepuk tangan itu tak terdengar, ia jadi linglung dan kosong. Kesepian sang megabintang ditambah dgn kerapuhan pribadinya sbg akibat dari 'child abuse' yg dialaminya semasa kecil menyebabkan depresi tak tertahankan. Sang superstar pun bergantung pada obat-obatan penghilang nyeri tubuh. Antidepresan yg diminumnya mengakibatkan denyut jantungnya memanjang dan aritmia ventrikel atau denyut bilik jantungnya menjadi tak beraturan, hingga tiba pada suatu situasi dimana irama denyut jantung melambat atau disebut 'torsade de pointes' dan berakhir dgn henti jantung. Kematian bagian otak dan kematian permanen terjadi 4-6 menit setelahnya. Sebenarnya henti jantung Jacko bisa diatasi jika sesegera mungkin mendapat bantuan pernapasan atau terapi kejut elektrik agar irama jantungnya kembali normal. Namun kenyataan mengatakan lain, dokter pribadinya baru tiba 30 menit sejak staf rumah tangga meneleponnya, sehingga saat petugas 911 datang, MJ ditemukan sudah dalam keadaan meninggal. Deepak Chopra, guru rohani sekaligus dokter dan sahabat MJ, tiga bulan sebelumnya sudah memperingatkan MJ mengenai bahayanya penggunaan narkotik analgetik ini. Namun saat itu MJ menjawab bhw dokter pribadinya (Conrad Murray) menyatakan obat tsb aman dan selama berada dalam pengawasan serta ada yg membangunkannya, ia akan baik-baik saja. Penyesalan dari pihak keluarga, teman maupun penggemarnya sudah terlambat. Sang Megabintang yg telah menginspirasi dan menebarkan kebahagiaan bagi jutaan fansnya, sudah pergi, membawa kesepian dan luka hatinya untuk selamanya. Selamat jalan Jacko. May God give you a peace happy place like The Neverland in heaven for you...we love you 4ever.
Label: The Superstar's Death
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda